Oh, have I told you that I hate kids?
Ini bukan tentang menghindari komitmen atau apapun yang berhubungan dengan itu. hanya saja anak kecil itu adalah monster paling berbahaya yang pernah ada di muka bumi. Ironisnya, se brengsek brengseknya mereka menghancurkan mood kita, semua orang tetap akan berkata, “ayolah, dia hanya anak kecil..” dan kita hanya bisa menyilangkan tangan dan memakan kekesalan untuk diri sendiri.
Di malam Natal 2007, aku menghardik keponakanku yang rambutnya jabrik dan kerjaannya menyingkap rok. 5 menit kemudian seluruh keluarga besarku menganggap aku mafia Itali yang tidak punya perasaan. Ya, Natal 2007. Kami selalu berkumpul di bawah perapian di villa Om ku yang sekarang terkena Obesitas dan tidak bisa turun dari kursi malasnya karena perutnya bisa kalian gunakan untuk kasur air. Bergelambir dan berlemak. Sangat tidak sehat. Toh berkumpul bersama keluarga besar itu tidak selamanya tentang tertawa dan bahagia bersama. Terkadang, berkumpul bersama keluarga itu hanya mempertemukan kembali akumulasi-akumulasi luka dan permsalahan yang sudah lama lewat, dan berpesta dengan argumentasi-argumentasi yang tidak akan berakhir sebelum ada yang frustasi dan membanting pintu. Keluargaku sendiri, mereka terlalu logis. Pandangannya merengkuh cakrawala teratas, membuat aku menjadi manusia yang terlalu visioner, dan melupakan tanah merah dimana aku biasa berpijak. Semuanya terasa terlalu logis sekarang. Meninggalkan rumah tidak pernah terasa salah.
Lintingan yang ini terlalu gendut nih, mesti di renovasi lagi. Segera aku buka dan menemukan ternyata masih ada batang-batang yg belum dipisahkan. Ah no wonder harganya murah, pikirku.
Btw, siapa sih ni di kamar sebelahku ? A married man? Apakah selingkuh-able?
With everything that comes with curiousity
Alexia Raisha Tumangga
No comments:
Post a Comment